LARUNG
Karya: Ayu Utami
Tema: Kisah percintaan
Latar: ▪Tempat
• Stasiun tulungagung
• Desa lebuh
• Rumah silubah
• New york
• Selat philip
• Pulau mapur
▪Waktu
• Tahun 1985,pukul 05:12
• 1 juni 1996
• 12 agustus 1996,pukul 00:30
▪Suasana
• Mengharukan
• Menyeramkan
• Menegaangkan
• Menyedihkan
• Mengerikan
• Sunyi
Alur: Maju
Rangkaian alur :
1) Pada bagian pertama , pengarang menceritakan tentang simbah adnjani dan juga perjalanan hidupnya.
2) Pada bagian selanjutnya , pengarang menceritakan bahwa dirinya menginginkan simbah cepat mati.
3) Pada bagian penanjakan , pengarang menceritakan bahwa dirinya hendak membunuh simbah nya namun selalu gagal.
4) Pada bagian klimaks , pengarang menceritakan bahwa simbah nya telah berhasil ia bunuh.
5) Pada bagian akhir pengarang menceritakan bahwa cerita terakhir mengerikan.
Tokoh atau Penokohan :
1. LARUNG
• Teledor : "Aku mengikuti keteledoranku.Tapi itu bukan sekedar alamat.
• Perhatian : "Aku yaang merawatnya.Inilah yang ku kerjakan seakan pagi menundukan tubuh ringan nya ."
• Nekat : "Ibu,aku ingin membunuh si mbah dan aku bisa."
• Pengecut : " sebab kau mau membunuh nya diam-diam pengecut."
• Tega : "letakan sebuah balok menyangga leher tapi taada ragu."
2. SIMBAH ANDJANI
• Keji : "lalu aku melihat,kata-kata kotor muntah dari perut nya dan hati yang telah mati."
• Kuat : "Ia adalah wanita cerwet dan pengah , ia luar biasa berani dan tak pernah merasa salah ."
• Baik hati dan pendidik : "masih ingatkah engkau pada senja ketika aku mengajarimu memakan serangga."
• Pemberani : "simbah mengusir orang-orang yang datang kembali untuk mengambil kami semua."
3. IBU SUPRIHATIN
• Pemberani : "Ia tidaak terdiam melainkan melafalkan suatu gumam panjang-panjang krukra." . "Aku merasakan alam berubah , sebuah rasa yang janggal."
4. COK
• Bringas: "Kenapa harus aku yang menderita untuk menjaga selaput daraku sementara pacarku mendapat kenikmatan ?....bodo amat,ah,udah tanggu."
• Bosenan: "Aku bosenan kali,tapi aku nggak mau hipokrit dan berkhianat kayak elu."
• Penolong: "Aku tahu laila enggak banyak duit karena itu aku mau membantunya."
5. YASMIN
• Cerdas: " Lihatlah yasmin moningka ,wanita sempurna cantik cerdas kaya beragama berpendidikan moral pancasila."
• Mata keranjang: "Bahkan kini perselingkuhannya dengan saman hanya dia akui padaku."
• Munafik: "...Itulah dia munafik.Dia selalu tampil kalem dan sopan...Tapi gue yakin di dasar hatinya yang paling dalam dia sama dengan aku Binal."
• Penelong dan simpati: "Saya yang simpati,sebab tak banyak yang memperhatikan pembantu."
6. LAILA
• Ikhlas: "Tidak bisakah kamu biarkan perasaan – perasaan kita mengalir."
• Pemaaf: "Sihar,pernahkah kamu tak kumaafkan ? Selalu saya marah dan terluka,tapi selalu saya sanggup."
7. SHAKUNTALA
• Aktif,lincah: "Tiba – tiba ia mulai bergerak,berputar,berkelit mengayun dan kembali melipat tangan di belakang pinggang seperti seorang penakluk binatang buas."
• Perhatian: "Ku peluk kamu,aku mengelus di punggung dan mencium di kening mu dan aku tidak pergi..."
8. SAMAN
• Pemarah: "Mereka telah kembali diam.Ia telah teramat marah."
9. ANSON
• Cekatan: "Dengan cekatan lelaki itu memutar ke arah kapal besar,merapatkan perahu pada dinding lambung."
10. WAYAN TOGONG
• Emosional : " Wayan togong memang tak bisa berselisih dengan hati dingin.Ia selalu terlibat secara emosional..."
• Penuh semangat : "Sisi ini menyebabkan semangatnya tak pernah padam.Garis rautnya yang keras."
• Mudah tersinggung : " Ia tahu betul wayan togong peka jika berhadapan dengan kawan sehingga mudah tersinggung dan menjauhi."
11. BILUNG
• Tidak pemikir : " Ia bukan orang yang rakus pemikiran,dan tak pernah berlagak filasafati."
12. KOBA
• Kalem : " Koba berbeda.Ia kalem meski suka berdebat.Suaranya selalu tenang."
13. IBU LARUNG
• Perhatian : " Rawonnya sudah panas,nak.Nasinya juga."
14. SIHAR
• Bertanggung jawab : " Itu berarti dia lelaki yang bertanggung jawab."
Sudut Pandang : Orang ppertama jadi pelaku utama
Gaya bahasa : Pengarang menyampaikan ceritanya dengan bahasa yang santai (kurang baku).
Amanat :
• Selingkuh itu tidak baik,jangan kamu melakukannya .
• Jangan berjuang untuk tujuan yang tidak baik .
• Jangan berburuk sangka sebelum bener-bener terbukti .
Karya: Ayu Utami
Tema: Kisah percintaan
Latar: ▪Tempat
• Stasiun tulungagung
• Desa lebuh
• Rumah silubah
• New york
• Selat philip
• Pulau mapur
▪Waktu
• Tahun 1985,pukul 05:12
• 1 juni 1996
• 12 agustus 1996,pukul 00:30
▪Suasana
• Mengharukan
• Menyeramkan
• Menegaangkan
• Menyedihkan
• Mengerikan
• Sunyi
Alur: Maju
Rangkaian alur :
1) Pada bagian pertama , pengarang menceritakan tentang simbah adnjani dan juga perjalanan hidupnya.
2) Pada bagian selanjutnya , pengarang menceritakan bahwa dirinya menginginkan simbah cepat mati.
3) Pada bagian penanjakan , pengarang menceritakan bahwa dirinya hendak membunuh simbah nya namun selalu gagal.
4) Pada bagian klimaks , pengarang menceritakan bahwa simbah nya telah berhasil ia bunuh.
5) Pada bagian akhir pengarang menceritakan bahwa cerita terakhir mengerikan.
Tokoh atau Penokohan :
1. LARUNG
• Teledor : "Aku mengikuti keteledoranku.Tapi itu bukan sekedar alamat.
• Perhatian : "Aku yaang merawatnya.Inilah yang ku kerjakan seakan pagi menundukan tubuh ringan nya ."
• Nekat : "Ibu,aku ingin membunuh si mbah dan aku bisa."
• Pengecut : " sebab kau mau membunuh nya diam-diam pengecut."
• Tega : "letakan sebuah balok menyangga leher tapi taada ragu."
2. SIMBAH ANDJANI
• Keji : "lalu aku melihat,kata-kata kotor muntah dari perut nya dan hati yang telah mati."
• Kuat : "Ia adalah wanita cerwet dan pengah , ia luar biasa berani dan tak pernah merasa salah ."
• Baik hati dan pendidik : "masih ingatkah engkau pada senja ketika aku mengajarimu memakan serangga."
• Pemberani : "simbah mengusir orang-orang yang datang kembali untuk mengambil kami semua."
3. IBU SUPRIHATIN
• Pemberani : "Ia tidaak terdiam melainkan melafalkan suatu gumam panjang-panjang krukra." . "Aku merasakan alam berubah , sebuah rasa yang janggal."
4. COK
• Bringas: "Kenapa harus aku yang menderita untuk menjaga selaput daraku sementara pacarku mendapat kenikmatan ?....bodo amat,ah,udah tanggu."
• Bosenan: "Aku bosenan kali,tapi aku nggak mau hipokrit dan berkhianat kayak elu."
• Penolong: "Aku tahu laila enggak banyak duit karena itu aku mau membantunya."
5. YASMIN
• Cerdas: " Lihatlah yasmin moningka ,wanita sempurna cantik cerdas kaya beragama berpendidikan moral pancasila."
• Mata keranjang: "Bahkan kini perselingkuhannya dengan saman hanya dia akui padaku."
• Munafik: "...Itulah dia munafik.Dia selalu tampil kalem dan sopan...Tapi gue yakin di dasar hatinya yang paling dalam dia sama dengan aku Binal."
• Penelong dan simpati: "Saya yang simpati,sebab tak banyak yang memperhatikan pembantu."
6. LAILA
• Ikhlas: "Tidak bisakah kamu biarkan perasaan – perasaan kita mengalir."
• Pemaaf: "Sihar,pernahkah kamu tak kumaafkan ? Selalu saya marah dan terluka,tapi selalu saya sanggup."
7. SHAKUNTALA
• Aktif,lincah: "Tiba – tiba ia mulai bergerak,berputar,berkelit mengayun dan kembali melipat tangan di belakang pinggang seperti seorang penakluk binatang buas."
• Perhatian: "Ku peluk kamu,aku mengelus di punggung dan mencium di kening mu dan aku tidak pergi..."
8. SAMAN
• Pemarah: "Mereka telah kembali diam.Ia telah teramat marah."
9. ANSON
• Cekatan: "Dengan cekatan lelaki itu memutar ke arah kapal besar,merapatkan perahu pada dinding lambung."
10. WAYAN TOGONG
• Emosional : " Wayan togong memang tak bisa berselisih dengan hati dingin.Ia selalu terlibat secara emosional..."
• Penuh semangat : "Sisi ini menyebabkan semangatnya tak pernah padam.Garis rautnya yang keras."
• Mudah tersinggung : " Ia tahu betul wayan togong peka jika berhadapan dengan kawan sehingga mudah tersinggung dan menjauhi."
11. BILUNG
• Tidak pemikir : " Ia bukan orang yang rakus pemikiran,dan tak pernah berlagak filasafati."
12. KOBA
• Kalem : " Koba berbeda.Ia kalem meski suka berdebat.Suaranya selalu tenang."
13. IBU LARUNG
• Perhatian : " Rawonnya sudah panas,nak.Nasinya juga."
14. SIHAR
• Bertanggung jawab : " Itu berarti dia lelaki yang bertanggung jawab."
Sudut Pandang : Orang ppertama jadi pelaku utama
Gaya bahasa : Pengarang menyampaikan ceritanya dengan bahasa yang santai (kurang baku).
Amanat :
• Selingkuh itu tidak baik,jangan kamu melakukannya .
• Jangan berjuang untuk tujuan yang tidak baik .
• Jangan berburuk sangka sebelum bener-bener terbukti .
》Intisari/Rangkuman
Lanang namanya. Ia adalah seorang pemuda yang memiliki tubuh yang begitu ramping. Ia memiliki seorang nenek yang sudah begitu tua namun sangat kuat. Simbah Adnjani namanya. Simbah Adnjani mengaku bahwa dirinya berasal dari kasta Ksatria Gianyar yang kawin lari dengan seorang pedagang Belanda dan kabur ke pulau Jawa untuk menghindari kemarahan keluarganya. Namun suaminya tertangkap oleh Jepang sehingga akhirnya Simbah Adnjani pun menikah dengan seorang gerilya Republik dan melahirkan ayah dari Larung. Larung yang sering merawat simbah Adnjani setiap hari, mulai dari mendudukan tubuh ringan simbah pada kursi roda, memandikan sampai menemaninya untuk berjemur. Ia menginginkan penyakit yang diderita simbah semakin parah kemudian setelah itu meninggal. Meninggalkan ibu Larung dan juga Larung. Namun pada kenyataannya Simbah Adnjani tidak kunjung meninggal walaupun keadaan tubuhnya semakin parah. Larung pun berniat untuk membunuh neneknya.
Pada tahun 1985, Larung tiba di kota Tulungagung untuk menemui Ibu Suprihatin yang dulunya adalah sahabat dari simbah Adnjani. Ibu Suprihatin adalah seorang dukun di kota tersebut, maka dari itu Larung meminta tolong kepadanya untuk membantu membunuh Simbah Adnjani. Sebelumnya Larung telah berpetualang mencari seseorang yang bisa membantu dirinya untuk membunuh neneknya hingga akhirnya ia menemukan alamat Ibu Suprihatin. Setelah ia menemui seseorang yang ia cari, Larung pun diajak ke sebuah gua yang begitu mengerikan. Selain bersama Ibu Suprihatin yang buta, Larung juga ditemani Muluk, pembantunya Ibu Suprihatin. Sesampainya di gua yang begitu gelap, Ibu Suprihatin melakukan ritual demi memperoleh beberapa buah cupu. Selang beberapa saat dengan suasana yang mengerikan, akhirnya Larung pun memperoleh enam buah cupu yang bisa digunakan untuk membunuh neneknya.
Sang ibu telah menyambut di ruang tamu ketiak Larung pulang dengan membawa enam buah cupu, alat untuk membunuh neneknya. Larung segera menuju ke kamar simbah lalu berusaha untuk meletakkan cupu-cupu itu daerah dada dan juga perut, membentuk garis lurus. Namun usaha itu pun selalu gagal dengan adanya berbagai halangan seperti bangunnya si simbah, jatuh dan hilangnya cupu dan sebagainya. Selang beberapa hari ia berusaha membunuh neneknya kembali. Ketika ia ingin meletakkan cupu yang ke enam di daerah tumbuh simbah, simbah terbangun dan kemudian menceritakan masa lalu Larung. Sebenarnya Larung bukanlah cucu asli simbah Adnjani. Larung adalah anak yang dipungut dari orang tua yang punya keturunan gila. Simbah Adnjani juga menceritakan keluarganya bersama Larung, pertumbuhan Larung karena perawatan simbah, dan kebaikan-kebaikan simbah lainnya. Setelah gagal dengan cupu-cupunya, Larung pun berusaha mengeluarkan sesuatu yang ada di dalam tubuh simbah, katanya barang-barang itu yang membuat simbah bertahan hidup lebih lama. Segera ia ambil peralatan seperti pisau di dapur, lalu kemudian ia membelah tubuh simbah dengan berbagai cara atau tahapan. Namun Larung tak menemukan barang aneh yang ada di tubuh simbah, namun sayang nyawa simbah sudah tak ada karena perlakuan Larung.
1996, Cok dan Yasmin berencana ingin ke New York. Cok ingin menemani dan membantu Laila untuk bertemu dengan Sihar dan juga ingin melihat pementasan Shakuntala. Sementara itu Yasmin berencana untuk ikut dengan Cok, namun ia memiliki alasan lain pergi ke kota New York, selingkuh dengan Saman. Cok, Yasmin, Tala dan juga Laila adalah sekelompok sahabat. Selama persiapan ke kota New York, Cok dan Yasmin terlibat obrolan yang asik, tentang persahabat mereka. Tentang perkenalan Yasmin dengan Larung oleh Cok.
New York, 1 Juni 1996. Laila menanti kedatangan Sihar. Ia ingin sekali menemui Sihar. Laila menanti di apartmen Shakuntala, menanti telepon dari Sihar. Selang beberapa waktu, Tala datang bersama dengan Yasmin dan juga Cok yang baru saja tiba dari Indonesia. Mereka berempat pun berkumpul dan saling bercanda hingga akhirnya Laila pun menceritakan apa yang dirasakannya. Kemudian para sahabatnya pun membuat rencana agar Laila bisa bertemu dengan Sihar.
Pada tahun 1985, Larung tiba di kota Tulungagung untuk menemui Ibu Suprihatin yang dulunya adalah sahabat dari simbah Adnjani. Ibu Suprihatin adalah seorang dukun di kota tersebut, maka dari itu Larung meminta tolong kepadanya untuk membantu membunuh Simbah Adnjani. Sebelumnya Larung telah berpetualang mencari seseorang yang bisa membantu dirinya untuk membunuh neneknya hingga akhirnya ia menemukan alamat Ibu Suprihatin. Setelah ia menemui seseorang yang ia cari, Larung pun diajak ke sebuah gua yang begitu mengerikan. Selain bersama Ibu Suprihatin yang buta, Larung juga ditemani Muluk, pembantunya Ibu Suprihatin. Sesampainya di gua yang begitu gelap, Ibu Suprihatin melakukan ritual demi memperoleh beberapa buah cupu. Selang beberapa saat dengan suasana yang mengerikan, akhirnya Larung pun memperoleh enam buah cupu yang bisa digunakan untuk membunuh neneknya.
Sang ibu telah menyambut di ruang tamu ketiak Larung pulang dengan membawa enam buah cupu, alat untuk membunuh neneknya. Larung segera menuju ke kamar simbah lalu berusaha untuk meletakkan cupu-cupu itu daerah dada dan juga perut, membentuk garis lurus. Namun usaha itu pun selalu gagal dengan adanya berbagai halangan seperti bangunnya si simbah, jatuh dan hilangnya cupu dan sebagainya. Selang beberapa hari ia berusaha membunuh neneknya kembali. Ketika ia ingin meletakkan cupu yang ke enam di daerah tumbuh simbah, simbah terbangun dan kemudian menceritakan masa lalu Larung. Sebenarnya Larung bukanlah cucu asli simbah Adnjani. Larung adalah anak yang dipungut dari orang tua yang punya keturunan gila. Simbah Adnjani juga menceritakan keluarganya bersama Larung, pertumbuhan Larung karena perawatan simbah, dan kebaikan-kebaikan simbah lainnya. Setelah gagal dengan cupu-cupunya, Larung pun berusaha mengeluarkan sesuatu yang ada di dalam tubuh simbah, katanya barang-barang itu yang membuat simbah bertahan hidup lebih lama. Segera ia ambil peralatan seperti pisau di dapur, lalu kemudian ia membelah tubuh simbah dengan berbagai cara atau tahapan. Namun Larung tak menemukan barang aneh yang ada di tubuh simbah, namun sayang nyawa simbah sudah tak ada karena perlakuan Larung.
1996, Cok dan Yasmin berencana ingin ke New York. Cok ingin menemani dan membantu Laila untuk bertemu dengan Sihar dan juga ingin melihat pementasan Shakuntala. Sementara itu Yasmin berencana untuk ikut dengan Cok, namun ia memiliki alasan lain pergi ke kota New York, selingkuh dengan Saman. Cok, Yasmin, Tala dan juga Laila adalah sekelompok sahabat. Selama persiapan ke kota New York, Cok dan Yasmin terlibat obrolan yang asik, tentang persahabat mereka. Tentang perkenalan Yasmin dengan Larung oleh Cok.
New York, 1 Juni 1996. Laila menanti kedatangan Sihar. Ia ingin sekali menemui Sihar. Laila menanti di apartmen Shakuntala, menanti telepon dari Sihar. Selang beberapa waktu, Tala datang bersama dengan Yasmin dan juga Cok yang baru saja tiba dari Indonesia. Mereka berempat pun berkumpul dan saling bercanda hingga akhirnya Laila pun menceritakan apa yang dirasakannya. Kemudian para sahabatnya pun membuat rencana agar Laila bisa bertemu dengan Sihar.
New York, 6 Juni 1996. Yasmin telah menghubungi Saman. Pertemuan Laila dengan Sihar pun akan segera dilaksanakan. Segala sesuatunya telah dipersiapkan oleh Laila untuk menemui Sihar. Namun apa daya, pertemuan itu begitu dingin dan menyakitkan karena Sihar menggandeng seorang wanita cantik yang merupakan istri dari Sihar. Dalam pertemuan tu sikap Sihar begitu dingin dan menyakiti hati Laila. Sampai akhirnya Laila terselamatkan dengan datangnya Saman, seseorang yang pernah ia cintai beberapa tahun lalu. Selang beberapa hari Laila mendapatkan sesuatu dari Shakuntala. Sesuatu yang diberikan kepada Laila. Sesuatu yang membuat Laila begitu nyaman.
Dalam suatu perkumpulan, sahabat Laila meninginkan agar Laila melupakan Sihar sejenak. Hal ini mungkin bia membuat Laila bisa nyaman. Suatu ketika saat Laila pergi, timbul perdebatan antar Yasmin, Cok dan juga Tala. Mereka memperdebatkan mengenai Laila. Apakah Sihar mencintai Laila? Apakah Sihar harus mencintai Laila? Apakah Laila bodoh? Haruskah kebahagiaan mempunyai alasan yang jelas? Setelah Yasmin dan juga Cok pergi, entah apa yang Laila dan Tala lakukan. Mereka menari bersama, Tala berusaha menghibur Laila. Mereka bercinta?
New York, 25 Juli 1996. Saman sedang disibukkan dengan email-email yang datang kepadanya, email dari Yasmin, email dari Larung. Email-email yang mengisahkan tentang keadaan di Indonesia pada saat itu yang mungkin telah berbeda ketika Saman masih berada di Indonesia. Ia begitu kaget dengan keadaan yang ada di Indonesia. Ia merasa mengeluh, merasa tertinggal, tapi juga mengeluh karena suasana di Indonesia yang semakin represif. Ia pun mulai memeriksa surat-surat. Suatu malam ia bermimpi aneh, bermimpi tentang kejadian yang kurang mengenakan pada Yasmin. Yasmin berada di mulut Komodo, sepasang tungkai Yasmin tersisa, lemas, sedikit kotor oleh darah, menyembul dari moncong seekor komodo besar. Dan Saman pun akhirnya mengerti bahwa monster yang memakan kekasihnya itu adalah Larung@komodo. Ternyata Larung itu Komodo.
New York, 5 Agustus 1996. Hari kesepuluh sejak penyerbuan, juga sejak mimpi itu. Saman mendapatkan surat dari Yasmin. Yasmin berkata bahwa dirinya dan yang lainnya menyembunyikan tiga aktivis yang sedang diburu militer. Mereka dituduh mendalangi kerusuhan 27 Juli, bersama PRD. Mereka dijerat pasal Subversi. Padahal mereka adalah anggota Solidarlit (Solidaritas pada Wong Alit). Mereka memperjuangkan buruh dan pembantu rumah tangga. Mereka adalah Wayan Togog, Bilung dan juga Koba. Yasmin simpati dengan hal itu, makanya ia bersama dengan yang lainnya memutuskan untuk melarikan merek ke luar Indonesia secepatnya. Yasmin dan yang lainnya sudah merancang perjalanan dan membutuhkan satu orang yang sudah berada di luar negeri, yaitu Saman yang barangkali bersedia. Perjalanan di dalam negeri akan dikerjakan oleh Larung.
Selat Phillip, 12 Agustus 1996. Saman dan Anson sedang menjalankan misi itu. Misi untuk melarikan anggota Solidarlit ke luar ndonesia. Perjalanan mengarungi dareah perairan dengan disertai perbuatan pencurian yang dilakukan oleh Anson. Hingga akhirnya mereka sampai di Pulau Mapur, Indonesia pada pukul 5:10. Saman begitu senang ketika ia sampai di tanah Indonesia setelah sekitar dua tahun ia meninggalkan tanag negaranya itu. Namun di tanah itu ia tidak akan pulang, ia tidak akan menemui Yasmin namun ia akan melarikan Wayan Togog, Bilung dan juga Koba dari Indonesia.
Kijang, 12 Agustus 1996. Larung, Wayan Togog, Bilng dan juga Koba sudah berada di sebuah kapal di pelabuhan Pelni dan akan menuju ke pulau Bintan. Dalam perjalanan tersebut, suasana tidak mengenakkan terjadi pada Wayan Togog. Ia selalu diserang dengan perkataan yang santai oleh Larung Ketika ia membantah atau tidak satu argumen dengan Larung. Ia tidak yakin bahwa ia dan dua temannya akan diselamatkan oleh Larung. Wayan Togog menganggap bahwa Larung adalah seorang intel. Sampai-sampai Ia mengecek tas atau barang-barang yang dibawa oleh Laarung selama perjalanan tersebut. Pulau Bintan pun tiba dan mereka memutuskan untuk menginap palin laa tiga malam. Wayan Togog masih penasaran dengan Larung dan menceritakan hal itu kepada Bilung dan juga Koba. Sampai akhirnya Koba pun hendak tidur satu kamar dengan Larung demi menyelidiki Larung. Di kamar, Koba menanyakan barang-barang yang dibawa oleh Larung yang akhirnya dijawab. Koba pun menyadari , Larung tak pernah mengajukan ide apapun. Ia hanya menyerang. Ia menyerang semua. Sapakah dia sesungguhnya?
Dalam suatu perkumpulan, sahabat Laila meninginkan agar Laila melupakan Sihar sejenak. Hal ini mungkin bia membuat Laila bisa nyaman. Suatu ketika saat Laila pergi, timbul perdebatan antar Yasmin, Cok dan juga Tala. Mereka memperdebatkan mengenai Laila. Apakah Sihar mencintai Laila? Apakah Sihar harus mencintai Laila? Apakah Laila bodoh? Haruskah kebahagiaan mempunyai alasan yang jelas? Setelah Yasmin dan juga Cok pergi, entah apa yang Laila dan Tala lakukan. Mereka menari bersama, Tala berusaha menghibur Laila. Mereka bercinta?
New York, 25 Juli 1996. Saman sedang disibukkan dengan email-email yang datang kepadanya, email dari Yasmin, email dari Larung. Email-email yang mengisahkan tentang keadaan di Indonesia pada saat itu yang mungkin telah berbeda ketika Saman masih berada di Indonesia. Ia begitu kaget dengan keadaan yang ada di Indonesia. Ia merasa mengeluh, merasa tertinggal, tapi juga mengeluh karena suasana di Indonesia yang semakin represif. Ia pun mulai memeriksa surat-surat. Suatu malam ia bermimpi aneh, bermimpi tentang kejadian yang kurang mengenakan pada Yasmin. Yasmin berada di mulut Komodo, sepasang tungkai Yasmin tersisa, lemas, sedikit kotor oleh darah, menyembul dari moncong seekor komodo besar. Dan Saman pun akhirnya mengerti bahwa monster yang memakan kekasihnya itu adalah Larung@komodo. Ternyata Larung itu Komodo.
New York, 5 Agustus 1996. Hari kesepuluh sejak penyerbuan, juga sejak mimpi itu. Saman mendapatkan surat dari Yasmin. Yasmin berkata bahwa dirinya dan yang lainnya menyembunyikan tiga aktivis yang sedang diburu militer. Mereka dituduh mendalangi kerusuhan 27 Juli, bersama PRD. Mereka dijerat pasal Subversi. Padahal mereka adalah anggota Solidarlit (Solidaritas pada Wong Alit). Mereka memperjuangkan buruh dan pembantu rumah tangga. Mereka adalah Wayan Togog, Bilung dan juga Koba. Yasmin simpati dengan hal itu, makanya ia bersama dengan yang lainnya memutuskan untuk melarikan merek ke luar Indonesia secepatnya. Yasmin dan yang lainnya sudah merancang perjalanan dan membutuhkan satu orang yang sudah berada di luar negeri, yaitu Saman yang barangkali bersedia. Perjalanan di dalam negeri akan dikerjakan oleh Larung.
Selat Phillip, 12 Agustus 1996. Saman dan Anson sedang menjalankan misi itu. Misi untuk melarikan anggota Solidarlit ke luar ndonesia. Perjalanan mengarungi dareah perairan dengan disertai perbuatan pencurian yang dilakukan oleh Anson. Hingga akhirnya mereka sampai di Pulau Mapur, Indonesia pada pukul 5:10. Saman begitu senang ketika ia sampai di tanah Indonesia setelah sekitar dua tahun ia meninggalkan tanag negaranya itu. Namun di tanah itu ia tidak akan pulang, ia tidak akan menemui Yasmin namun ia akan melarikan Wayan Togog, Bilung dan juga Koba dari Indonesia.
Kijang, 12 Agustus 1996. Larung, Wayan Togog, Bilng dan juga Koba sudah berada di sebuah kapal di pelabuhan Pelni dan akan menuju ke pulau Bintan. Dalam perjalanan tersebut, suasana tidak mengenakkan terjadi pada Wayan Togog. Ia selalu diserang dengan perkataan yang santai oleh Larung Ketika ia membantah atau tidak satu argumen dengan Larung. Ia tidak yakin bahwa ia dan dua temannya akan diselamatkan oleh Larung. Wayan Togog menganggap bahwa Larung adalah seorang intel. Sampai-sampai Ia mengecek tas atau barang-barang yang dibawa oleh Laarung selama perjalanan tersebut. Pulau Bintan pun tiba dan mereka memutuskan untuk menginap palin laa tiga malam. Wayan Togog masih penasaran dengan Larung dan menceritakan hal itu kepada Bilung dan juga Koba. Sampai akhirnya Koba pun hendak tidur satu kamar dengan Larung demi menyelidiki Larung. Di kamar, Koba menanyakan barang-barang yang dibawa oleh Larung yang akhirnya dijawab. Koba pun menyadari , Larung tak pernah mengajukan ide apapun. Ia hanya menyerang. Ia menyerang semua. Sapakah dia sesungguhnya?
Koba beranggapan bahwa Larung bukanlah intel dan menceritakan semua kejadiannya bersama Larung kepada teman-temannya. Dan kini giliran Bilung yang mencoba mencari tahu tentang Larung. Ia membuntuti pada saat Larung mencoba menjual barang-barangnya, ia menyamar menjadi pedagang. Setelah mereka bertiga berkumpul lagi, Wayan Togog berniat untuk membunuh Larung, karena baginya dia akan membahayakan pelariannya bersama teman-temannya. Namun yang lainnya masih penasaran, siapakah Larung?
Saman pun akhirnya sampai di Kijang, dan kemudian bertemu dengan Larung. Setelah itu mereka bercakap-cakap sambil menikmati kopi di suatu Warung yang tidak jauh dari Wisma Saleh tempat anggota Solidarlit itu berada. Pada saat itu juga terdapat dua orang yang bertubuh tegap turun di Wisma Saleh dan kemungkinan akan menangkap ketiga anggota Solidarlit. Kejadian itu diketahui oleh Larung dan juga Saman. Akhirnya mereka pun berpisah. Larung berusaha melarikan Wayan Togog, Bilung dan juga Koba sedangkan Saman berusaha menemui orang yang bertubuh tegap agar proses penangkapan berlangsung lama.
Akhirnya Larung dan ketiga anggota Solidarlit itu berhasil meloloskan diri dan segera menemui Saman dan juga Anson, Setelah semuanya berkumpul mereka hendak pergi dengna menggunakan pongpong. Namun ketika di tengah-tengah perjalanan ada sebuah kapal yang menangkap mereka, mereka dikumpulkan dengan tahanan yang lain. Mata mereka kemudian ditutup dan ada juga yang disiksa. Kemudian setelah itu datang sekelompok orang yang membuat mereka berenam berpisah. Wayan Togog, Koba dan juga Bilung dilarikan dalam satu perahu sedangkan Larung, Saman dan juga Anson dalam perahu yang lain. Di perahu kecil tersebut, suara Larung berhenti bersama suara letupan yang redam. Saman mendengar tubuh itu jatuh di dekat sisinya. Kemudian Saman mendengar kedap letupan sekali lagi. Ia ingin pamit pada Yasmin, setelah itu ia diam, diam yang tak lagi menunda.
Nama : • Muhamad Reza
• Putra Pratama
• Rio Nugraha Pratama
Kelas : XII TKR 4