---------- Pesan terusan ----------
Dari: "Riezal Abdurrahman" <riezalabdurrahman@gmail.com>
Tanggal: 6 Des 2017 11.47 AM
Subjek: Analisis cerpen Surabanglus karya Ahmad tohari
Kepada: <roi.papaku.cerpen@blogger.com>
Cc:
Dari: "Riezal Abdurrahman" <riezalabdurrahman@gmail.com>
Tanggal: 6 Des 2017 11.47 AM
Subjek: Analisis cerpen Surabanglus karya Ahmad tohari
Kepada: <roi.papaku.cerpen@blogger.com>
Cc:
1). RangkumanKimin dan Suing duduk lemas bersandar pada sebuah tonggak. Keduanya merasa begitu letih setelah lari pontang panting, agar bisa lolos dari kejaran polisi kehutanan. Kini mereka merasa aman bersembunyi dalam sebuah semak belukar puyengan. Tempat tersebut member mereka sedikit harapan, karena di sana tumbuh sebatang singkong. Tiga gelintirnya kini dalam perapian dan sedang dikais-kais oleh Suing. Meskipun singkong itu belum empuk, namun karena rasa perih yang menggigit lambungnya, Suing mengeluarkan singkong tersebut dari perapian. Ketika Suing hendak memakannya, tiba-tiba dari arah belakang Kimin menepiskan singkong tersebut dari genggaman tangan Suing, karena pada saat itu Kimin sudah yakin kalau singkong itu adalah singkong surabanglus, sejenis singkong beracun.Ketika Kimin berusaha menjelaskan, tiba-tiba wajah Suing berubah menjadi pucat pasi. Matanya tak berkedip. Mulutnya setengah terbuka dengan bibir gemetar. Napasnya pendek-pendek. Tubuhnya menggil. Suing suren, kehabisan tenaga karena lapar dan haus. Melihat keadaan Suing, Kimin merasa cemas dan bingung. Dalam keadaan bingung Kimin keluar dari semak belukar, dan tanpa sengaja Kimin melihat sebatang pohon pisang dibalik semak. Dengan parang ditebasnya batang pisang itu, kulit batangnya yang basah dilepas dalam potongan kecil-kecil lalu dibawanya ke tempat suing tergeletak. Sepotong demi sepotong terus disuapkan ke mulut temannya. Reka-reka Kimin berhasil membuat Suing menjadi lebih tenang. Wajah topengnya berangsur hidup. Namun Suing terjengkang kembali, ketika dia berusaha duduk. Kedua tangannya masih gemetar. Akhirnya Kimin memutuskan untuk pergi mencari air dan makanan ke kampong terdekat. Sebelum berangkat Kimin berpesan supaya Suing tidak memakan singkong bakar itu.2). Tema- Tema dalam cerpen Surabanglus karya Ahmad Tohari ini adalah tentang kesetiakawanan seseorang terhadap sahabatnya.Terbukti pada kutipan sebagai berikut:"Sabar-sabar. Kau masih lemah. Seraup kulit batang pisang tak kan memberimu cukup tenaga. Dan kau akan tetap demikian selama perutmu kosong. Maka dengarlah. Aku mau lari ke kampong mencari air dan makanan untukmu. Kau menunggu di sini.3). Alur/flotA. Urutan1 . Pengarang mulai melukiskan keadaana . Kimin dan Suing, duduk lemas bersandar pada sebuah tonggak, setelah keduanya lari pontang panting agar bisa lolos dari kejaran polisi kehutanan.Terbukti pada kutipan berikut:- Keduanya begitu letih setelah lari pontang panting, menerobos semak dan melintasi tebing-tebing agar bisa lolos dari kejaran polosi kehutanan.b . Mereka bersembunyi dalam sebuah semak belukar puyengan.Terbukti pada kutipan berikut:- Kini mereka merasa aman bersembunyi dalam semak belukar puyengan.c . Di dalam semak belukar tersebut tumbuh sebatang singkong, dan sedang dalam perapian- Sebatang singkong tumbuh tersenbunyi di sana. Tiga gelintir ubinya kini dalam perapian, dan sedang dikais-kais oleh Suing.d . Suing mengeluarkan singkong dari perapian, dan hendak memakannya.Terbukti pada kutipan:- Tiga gelintir singkong sudah dikeluarkan. Suing memukul-mukulkansepotong kayu untuk mematikan bara pada ujung-ujung singkong bakar itu. Membelahnya dengan tangan, dan siap menyuapkannya ke dalam mulut.2 . Peristiwa mulai bergeraka . Kimin mencegah Suing memakan singkong itu, karena Kimin yakin bahwa singkong itu beracun.Terbukti pada kutipan berikut:- Kimin memegangi tangan Suing yang bersikeras hendak menyuapkan singkong bakar itu. Suing meronta dan terjadi tarik menarik. Jemari Suing mengejang, sehingga makanan dalam genggamannya lumat. Kimin menepisnya kuat-kuat.3 . Keadaan mulai memuncaka . Untuk menolong sahabatnya Kimin berlari ke kampung untuk mencari air dan makanan.Terbukti pada kutipan:-"Sabar-sabar,kau masih lemah. Seraup kulit batang pisang tak kan memberimu tenaga. Dan………………Maka dengarlah. Aku mau lari ke kampong mencari air dan makanan untukmu.3). Tokoh dan perwatakanA . TokohDalam cerpen Surabanglus ada dua tokoh yang diceritakan, yaitu Kimin dan Suing, keduanya sebagai tokoh utama yang titik pusat persoalannya ada pada kedua tokoh tersebut.B . Karakter tokoh1 . KiminMeskipun Kimin seorang pencuri kayu, namun terhadap sesame teman ia mempunyai rasa solidaritas yang tinggi. Kimin sangat peduli akan keselamatan Suing sahabatnya.Hal tersebut diatas digambarkan oleh pengarang sebagai berikut:Dengan cara tak langsung atau analitika . Dengan menggambarkan perbuatan atau tingkah laku tokohTerbukti pada kutipan berikut:Dengan parang ditebasnya batang pisang itu, kulit batangnya yang basah dilepas dalam potongan kecil-kecil lalu dibawanya ke tempat Suing tergeletak. Sepotong di antaranya terus disuapkan ke mulut temannya.Setengah jam lamanya Kimin berlari merunduk-runduk, menempuh kali-kali yang kering, dan sampailah dia ke kampungterdekat. Di sebuah warung, Kimin menghabiskan seteko air dan empat buah pisang kapok. Dibelinya juga sebungkus nasi dan sekantong plastik air.b . Dengan menggambarkan dialog para tokohDialog tokoh Kimin (yang sedang digambarkan wataknya) dengan tokoh lain yaitu Suing.Terbukti pada kutipan berikut:"Sabar, sabar, kau masih lemah. Seraup kulit batang pisang tak kan memberimu cukup tenaga. Dan kau akan tetap demikian selama perutmu kosong. Maka dengarlah. Aku mau lari kampung mencari air dan makanan untukmu.2 . SuingSuing mempunyai watak tidak sabaran. Ia mengabaikan nasihat temannya Kimin. Sehingga akhirnya ia meninggal.Hal tersebut di atas digambarkan oleh pengarang dengan cara tidak langsung atau analitik, yaitu dengan menggambarkan perbuatan atau tingkah laku tokoh.Terbukti pada kutipan berikut:- Tentulah singkong itu belum empuk, tetapi tangan Suing terus mengusik perapian untuk mengeluarkan isinya.-Tiga gelintir singkong sudah dikeluarkan. Suing memukul-mukulkan sepotong kayu untuk mematikan bara pada ujung-ujung singkong bakar itu.Selain itu melalui dialog tokoh Kimin kepada temannya Suing.Terbukti pada kutipan berikut:"Astaga! Suing, kau makan juga singkong surabanglus itu?"4). Latar setting1) . Latar tempata . di persilPersil merupakan tempat dalam cerita ini, sangat perlu dimunculkan oleh pengarang, sebab persil adalah tempat yang sangat berpengaruh dalam cerita, karena hamper semua kejadian terjadi di persil.Terbukti pada kutipan berkut:"Kalau demikian mana yang seorang lagi?""Massih di tengah persil. Dia tak mampu lagi berjalan.""Buset! Sudah lama karcis tak dijual. Tetapi mandor Dilam tetap meminta uang, dan kami diperbolehkan masuk persil.b . Di belukar puyenganPengarang menceritakan saat Kimin dan Suing berhasil lolos dari kejaran polisi kehutanan dan mereka bersembunyi dalam sebuah belukar puyengan.Terbukti pada kutipan berikut:Kini mereka merasa aman bersembunyi dalam sebuah belukar puyengan.Perapian masih mengepulkan asap ketika Kimin mencapai belukar puyengan itu.c . Di kampungPengarang menceritakan saat Kimin berlari menuju kampung untuk mencari makanan.Terbukti pada kutipan berikut:Setengah jam lamanya Kimin berlari merunduk-runduk, menempuh kali-kali kecil yang kering, dan sampailah dia ke kampung terdekat.d . Di sebuah warung2) . Latar suasanaa . Suasana bingungPengarang menceritakan saat Kimin merasa kebingungan melihat keadaan Suing yang hampir saja pingsan.Terbukti pada kutipan berikut:- Tubuh Suing yang begitu lunglai direbahkan ke tanah. Karena bingung, Kimin hanya berdiri menatap temannya yang kini tergeletak tanpa daya.Pengarang juga menceritakan kebingungan Kimin pada saat keadaan Suing semakin buruk.Terbukti pada kutipan berikut:Kimin bangkit, berjalan berputar-putar karena bingung. Dan matanya terbeliak melihat remah-remah di seputar perapian.b . Suasana takutPengarang menceritakan ketakutan Kimin dan Suing pada saat mereka dikejar-kejar oleh polisi kehutanan.Terbukti pada kutipan berikut:Pelarian karena deraan rasa takut, sebab para pengejar itu beberapa kali melepaskan tembakan peringatan.c . Suasana cemasPengarang menceritakan keadaan Suing pada saat hampir pingsan, sehingga membuat Kimin merasa cemas.Terbukti pada kutipan berikut:Bola mata yang pucat itu hanya bergulir perlahan.3) . Latar waktuLatar waktu yang diceritakan pengarang yaitu sebagai berikut:a . SiangDiceritakan bahwa ketika matahari berada di tengah juring langit bagian barat, Kimin berlari menuruni bukit menuju kampong untuk mencari makanan.Terbukti pada kutipan:- Matahari berada di tengah juring langit bagian barat…........Kimin berlari turun. Dirinya menjadi satu- satunya tonggak yang bergerak di antara ribuan tonggak yang berbaris mati.b . Setengah jamDiceritakan bahwa setengah jam lamanya kimin berlari dari bukit menuju kampung terdekat.Terbukti pada kutipan berikut;- Setengah jam lamanya Kimin berlari merunduk-runduk, menempuh kali-kali kecil yang kering, dan sampailah dia ke kampung terdekat.c . Hari iniTerbukti pada kutipan berikut:Hari ini mereka akan tetap berjaga-jaga hingga malam hari.5). Titik pengisahanPada cerpen Surabanglus ini titik pengisahannya adalah sebagai pengamat maha tahu. Hal ini jelas dari cara pengarang menerangkan tindak tanduk tokoh dengan menyebutkan nama tokoh atau menyebutnya sebagai Dia. Selain itu pengarang menyebutkan dengan pasti keadaan Susana hati tokohnya, jalan pikiran, serta tingkah laku tokohnya.6). Gaya bahasa1) . Gaya pengarang dalam mengungkapkan seluruh cerita adalah menggunakan gaya ungkap deskripsi.=>Bunga-bunga api kecil melentik ke udara ketika tangan Suing mengusik perapian. Tangan yang pucat dan bergerak lemah. Tengkuk dan dahi Suing berkeringat. Bukan karena terik matahari atau panasnya perapian, melainkan keringat dingin hasil pelepasan kalori terakhir sebelum seseorang jatuh pingsan.Matahari berada di tengah juring langit bagian barat. Angin yang bertiup membawa bau tanah kering yang tersiram gerimis pertama. Dan serpih-serpih rumput serta bunga ilalang.2) . Gaya bahasa personifikasi=> Rahangnya bekerja rakus.3) . Gaya repetisi=>"Astaga! Suing, kau makan juga singkong surabanglus itu?kau makan semuanya?"7). Amanat- Bahwa kita sebagai manusia harus saling tolong menolong terhadap sesama terutama kepada sahabat sendiri.- Bahwa sebagai manusia hendaklah jangan mempunyai sifat keras kepala.- Bahwa kita sebagai manusia harus mau mendengarkan nasihat orang lain.=>Dan ingat, wanti-wanti kau tidakboleh menjamah singkong bakar itu. MengertI?Bahwa kita jangan menyalahgunakan wewenang yang kita dimiliki.8). Pembuat tugas analisis cerpen surabunglus karya Ahmad tohari- Nama Anggota Kelompok :* Rizal Abudarahman S* Trio Jatnika* Dwi Jembar- kelas : XII TKR 3TERIMAKASIHSELESAI