Analisis cerpen MENGANYANG KESABARAN karya ASMA NADIA



Nama kelompok:
1.Aditya.F
2.Ilham.B
3.Sukma.P
XII TKR 4

Rangkuman :
awalnya yaitu saat Dede membangunkan suaminya untuk Shalat Subuh berjamaah. Selanjutnya keluarga mereka selalu harmonis dan saling mencintai selama pernikahannya berjalan 6 tahun. Walaupun mereka tidak mendapatkan seseorang momongan tetapi sang suami sangat mencintai Dede dam selalu menerima kekurangannya.

A. Tema
Berdasarkan kutipan diatas jelaslah bahwa  tema yang diangkat oleh pengarang dalam cerpen ini menyangkut permasalahan Kesabaran dalam cerpen Menganyam Kesabaran seorang pasangan suami istri yang tidak mendapatkan momongan dengan cobaan yang kian menerpa  selalu bersabar dan beristigfar kepada Allah SWT.
B. Alur
Untuk menemukan struktur alur oleh pengarang dalam cerpen ini peneliti berusaha melihat rangkaian peristiwa yangb terdapat dalam cerpen. Rangkaian tersebut adalah:
• Saat Dede membangunkan Aa (suaminya) dari tidurnya untuk menunaikan Shalat Subuh berjamaah
• Walaupun umurnya berselisih 2 tahun tetapi keluarga mereka selalu bahagia dan harmonis. Keduanya sangat menginginkan seorang momongan.
• Saat Dede kerumah sakit untuk pemeriksaan urine dan ternyata hasilnya positif.
• Dede dan sang istri sangat bahagia mendengar berita tersebut.
• Ketika umur kandungan istri memasuki umur 6 bulan mereka memeriksakan kandungannya kedokter kandungan yang sudah ia kenal, disitu mendengar berita buruk bahwa kandungannya tidak berkembang dan harus dioperasi untuk mengeluarkan racun tersebut.

Cerpen ini terdiri dari 5 sekuen yang merupakan alur maju ia tidak terbagi dalam sekuen dan tidak menceritakan masa lalunya. Maka jelaslah bahwa alur cerpen ini menggunakan alur maju. Pada bagian awalnya yaitu saat Dede membangunkan suaminya untuk Shalat Subuh berjamaah. Selanjutnya keluarga mereka selalu harmonis dan saling mencintai selama pernikahannya berjalan 6 tahun. Walaupun mereka tidak mendapatkan seseorang momongan tetapi sang suami sangat mencintai Dede dam selalu menerima kekurangannya.

C. Latar
1.  Latar tempat
• Dirumah termasuk tempat pertama Dede dan Aa menunaikan shalat Subuh berjamaah dan mengurus rumah tangga. Dalam kutipan "sudah mau pukul 17.00 WIB, kataku memandang Aa sambil menahan tawa. Aa bangkit dari tidurnya. Hmm…..,"gumamku masih ogah-ogahan. Dede wudhu dulu awas jangan ketiduran lagi!" Ancamku sambil beranjak kamar mandi.
• Fakultas MIPA yaitu saat mereka berjumpa dan mereka tidak pacaran seperti orang-orang kebanyakan
• Dirumah sakit merupakan tempat saat mengecek kandungannya " Dan dengan perasaan sedikit tak tenang kutunggu hasil pemeriksaan urine. Dan kudengar namaku dipanggil. "Ayu-san!" kudapati dokter Abe dengan ekspresi ramahnya seperti biasa.
Dari kutipan diatas terlihat bahwa rumah, Fakultas MIPA,rumah sakit merupakan tempat dimana cerpen ini berlangsung dengan konflik-konflik yang sangat baik dalam memerankan tokohnya.
2.  Latar waktu
• Latar waktu dalam cerpen ini dimulai pada saat Subuh pukul 04.45 saat Dede membangunkan Aa untuk shalat Subuh berjamaah.
• Empat bulan, bulan Februari akhir beberapa hari sebelum Ramadhan. Aku menemui dokter Abe seperti biasa untuk mengecek kandungannku dan ternyata kandungan positif
• 10 pekan usia dikamdungannya mendeteksi kandungan oleh USG.
• Magrib saat dirawat di rumah sakit dan melakukan shalat magrib berjamaah.
  3.  Alur suasana
• Kebahagiaan dalam kutipan" Dan kudengar namaku dipanggil. Aya-san! Kudapati dokter Abe dengan ekspresi ramah seperti biasa. "duduklah," katanya, aku duduk dihadapannya ambil harap-harap cemas. Selamat aku mendengar kata-kata itu dengan kelegaan yang luar biasa, tetapi juga diiringi dengan tangis haruku yang naik kerongkongan "positif, kata dokter melanjutkan, Alhamdulilah, Alhamdulilah Rabbilalamin. Subhanallah. Ya Allah Maha Besar Engkau telah mengabulkan permintaan dan usaha-usah hamba-Nya.
• Kesedihan dalam kutipan' Ya Allah, ampuni aku. Akhirnya bagian hatiku yang bersih menyapa bagian hatiku yang kotor dan aku temukan diriku dalam keadaan tenang kembali kudengar Aa berucap pelan innalilahi wainalilahi rajiuun. Dan dengan tenang menandatangani formulir operasi buatku.


D. Penokohan
(1)   Dede ( istri)
Dede merupakan sosok sang istri yang berkarir dan selalu menjadi istri yang sabar selalu baik dalam melayani suaminya,baik dalam mengurusi rumah tangganya. Dibawah ini adalah kutipan  dari tokoh Dede:
• " Aku beranjak menuju dapur untuk menyiapkan sarapan pagi dan mencuci pakaian".
• "Aku beristigfar dalam hati mencoba menghilangkan rasa penyesalanku atas takdir Allah. Tidak aku tidak boleh menyalahkan Allah atas cobaannya seru sebuah bagian hatiku".
Dalam kutipan diatas jelaslah bahwa Dede sangat menyayangi suaminya dan selalu melayani suaminya dengan baik, baik dalam mengurus rumah tangganya,selalu sabar dalam musibah yang terjadi kepadanya dan selalu beristigfar kepada Allah.
(2)   Aa (suami)
Aa merupakan sosok suami yang sangat menyayangi istrinya selalu menjaga istrinya dan tidak pernah mengungkit permasalahan yang terjadi dalam istrinya. Dibawah ini adalah kutipan tokoh dari Aa:
• " Sudah nggak apa perutnya? katanya mules habis dari rumah sakit kemarin "nggak apa-apa kok".
• " Kesepian menunggu datangnya amanah itu bukannya tak pernah lagi kami rasakan, khususnya aku. Tanpa aku katakan pada Aa apa yang aku rasakan Aa seakan mengerti
• " Suara Aa bergetar ketika mencapai Wabasyiri shabirin alladziina idza ashabatum mushibah, qallu inna lillahi wa inalillahi rajiuun. Ulaika alaihim shalawatun mir rabbihim warahmah.
Dalam kutipan diatas jelaslah bahwa tokoh seorang Aa(suami) merupakan sosok yang sabar dan selalu mendalami ilmu agamanya selalu bersyukur atas nikmat yang allah berikan kepadanya. Memberikan perhatian yang lebih kepada sang istri dan menyayanginya.



(3)   Abe (dokter)
Abe adalah seorang dokter yang ramah dan sangat baik kepads Dede selalu mengerti kondisi pasiennya. Dapat dilihat dari kutipan " kudapati dokter Abe dengan ekspresi ramah seperti biasa ……"positif kata dokter Abe melanjutkan. Dokter Abe memandangku dengan senyumannya, dan aku tau dimatanya yang tersembunyi disebalik kacamatanya itu kudapati matanya yang berkaca-kaca.
E.  Sudut pandang
Sudut pandang yang dipergunakan dalam cerpen Menganyam Kesabaran adalah memakai sudut pandang orang ketiga  dimana penulis adalah seorang yang berada dalam cerita dan menggunakan nama ganti seperti : aku kamu, kami dan Aa terdapat dalam kutipan "aku dan Aa berselisih dua tahun, kami menikah ketika aku tahun ketiga dan Aa sedang dalam proses menyelesaikan skripsinya".
F. Gaya bahasa
Gaya bahasa dalam cerpen menganyam kesabaran ini menggunakan bahasa yang biaaa saja dan formal saja. Dari awal sampai akhir cerita tidak menggunakan bahasa yang berlebihan dan tidak menggunakan majas-majas.
G. Amanat
Amanat adalah pesan yang terkandung dalam cerpen tersebut. Dalam cerpen menganyam kesabaran ini harus bersabar jangan putus asa karena rezeki tidak akan kemana tidak boleh menyesali sesuatu yang sudah terjadi. Tidak boleh menyalahkan allah atas cobaan yang Allah berikan mungkin ada rencana lain dari allah. Terdapat pada kutipan " aku beristigfar dalam hati mencoba menghil angkan rasa penyesalanku atas takdir Allah, tidak aku tidak boleh menyalahkan Allah atas cobaan-cobaaNya seru sebuah bagian hatiku"

Dikirim dari ponsel cerdas Samsung Galaxy saya.

Contact Form

Name

Email *

Message *