Sebuah rumah imut
dengan dinding hijau berlumut,
Jendela-jendela besar yang menjaring matahari
dan halaman mungil berumpun melati
Apa lagi?
Rara, anak perempuan berusia sembilan tahun itu terus menggambari belakang kertas bungkus cabai, yang diambilnya dari los sayur Yu Emi. Sebuah pensil pendek terselip di jarinya. Mata Rara masih memandangi gambar rumah mungil, yang menjadi impiannya. Mulut kecilnya menyumbang senyum. Manis.
"Mak, kapan kita punya rumah?"
Sejak ia mengerti arti tempat tinggal, pertanyaan itu kerap disampaikannya pada Emak. Mulanya perempuan berusia empat puluh limaan, yang rambutnya beruban di sana-sini itu, tak menjawab. Baginya tak terlalu penting apa yang ditanyakan anak-anak. Kerasnya kehidupan membuat ia dan lakinya, hanyut dalam kepanikan setiap hari, akan apa yang bisa dimakan anak-anak esok. Maka pertanyaan apapun dari anak-anak lebih sering hanya lewat di telinga.
"Mak, kapan kita punya rumah?"
Jendela rara
Karya : Asma nadia
Tema: anak yang ingin jendela
Kutipan: di benaknya bermain bayangan rumah tinggal yang di impikannya sebuah rumah imut dengan dinding kehijauan berlumut jandela-jandela besar yang menjaring matahari dan halaman mungil berumpun melati.
Alesan: "kita bisa hemat listrik! Enggak usah idupin lampu lagi kalo siang! "
"iya enggak harus ke gardu dulu untuk baca buku kan udah terang.
Latar: tempat -Rumah di bawah kolong
Jembatan.
-madrasah ibtidayah.
Waktu - malem setelah sholat isya.
Suasana- mengaharukan
- menegangakan
- msnyedihkan
Alur : mundur
Rangkaian alur :
1) pada bagian pertama, pengarang menceritakan tenteng rara menginginkan rumah yang ada jendelanya.
2) pada bagian selanjutnya, rara menceritakan kepada teman sebangkunya bahwa dia ingin membuat jendela.
3) pada bagian penanjakan, pengarang mencaritakan bahwa rara mengumpulkan uang untuk membeli alat-alat jendela.
4) pada bagian klimak,pengarang menceritakan bahwa rara suda mempunyai uang dan memberikan kepada emak nya.
5) pada bagian akhir, pengarang menceritakan bahwa pak Rt tidak memper boleh kan membuat jendela.
Tokoh atau penokohan.
1) RaRa :
. keras kepala:"rara mau punya rumah yang ada jendelanya mak"!!
. Kerja keras:" besok la akan mengamen lebih giat, kalo perlu sambil jual koran, semirsepatu, atau membersikan kacan mobil yang berhenti di lampu merah. Apa pikir rara".
. Egois:"mak, kapan kita punya rumah"?
. Cerdas:" kita bisa hemat listrik, enggak usah idupin lampu lagi kalo siang".
2) emak :
. Perhatian :"anday sajah ia bisa mamabtulkan pikiran di benah nya pasti lah seperti cermin yang memantulkan dua sisi bayangan, rumah nya da penduduk lain di bawah kolong jembatan ini di satu sisi".
3) bang jun :
.tidah peduli :"rara menarik kaos oblong milik abang nya beberapa saat rara dan abang nya bertatapan dengan pikiran masing-masing yang tak terpantulkan".
4) asih :
.nakal :"gue ngantuk, malah yang tadi laki-laki yang gue temenin minumnya kuat banget".
. Kerja keras :"ah, anak kecil sok tau, tunggu kamu geude baru ngerasain hidup tuh nyari yang haram itu susah apa lagi yang halal".
. Tidak sopan :"dandanannya makin menor kemana-mana pake kaus dan celana penjang serba ketat omonganya juga jadi kasar ".
5) pak Rt :
. Tegas :"gara-gara rara semua anak disini pada minta di buatin jendela sama orang tuanya ,saya bukanya tidak maumengijinkan.tapi kan emak tau sendri situasinya rumah-rumah saling menempel".
. Sudut pandang :" orang pertama menjadi pelaku utama ".
.gaya bahasa :"pengarang menyampakan ceritanya dengan batasan yang santai (kurang baku)".
.amanat : 1)" jangan terlalu banyak meminta karena mecari uang ituh susah".
2)"bekerjalan dengan halal kalo badan masih kuat".
3)"sabar menghadapi anak yang keras kepala".
NAMA :- IKHSAN FIRMANSYAH
- WAHYUDI
- YAYAN
KELAS: XII TKR 4