Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah berencana pada 2025 mendatang, 20 persen kendaraan yang diproduksi di Tanah Air adalah kendaraan rendah emisi atau Low Carbon Emissionn Vehicle (LCEV), termasuk mobil listrik.
Menurut Ketua Umum Gaikindo Yohanes Nangoi, mobil listrik bertujuan menekan emisi gas buang, agar lebih bersih dan mengurangi bahan bakar fosil, sehingga lebih hemat.Nangoi menyatakan, yang harus diperhatikan soal mobil listrik adalah masalah baterai. Sebab, baterai harus didaur ulang sekitar 5-10 tahun.kata Nangoi, mendaur ulang baterai tidak mudah, sebab uraiannya harus tidak beracun. Akan tetapi jika Indonesia bisa mengolahnya, maka bangsa ini akan masuk jajaran elit dunia
Link video: https://youtu.be/agalsQ-uO_E
Nama:tri Sutrisno
Kelas: Xll TBSM 2