a . Untuk menolong sahabatnya Kimin berlari ke kampung untuk mencari air dan makanan.
3). Tokoh dan perwatakan
A . Tokoh
Dalam cerpen Surabanglus ada dua tokoh yang diceritakan, yaitu Kimin dan Suing, keduanya sebagai tokoh utama yang titik pusat persoalannya ada pada kedua tokoh tersebut.
B . Karakter tokoh
1 . Kimin
Meskipun Kimin seorang pencuri kayu, namun terhadap sesame teman ia mempunyai rasa solidaritas yang tinggi. Kimin sangat peduli akan keselamatan Suing sahabatnya.
Hal tersebut diatas digambarkan oleh pengarang sebagai berikut:
Dengan cara tak langsung atau analitik
a . Dengan menggambarkan perbuatan atau tingkah laku tokoh
Terbukti pada kutipan berikut:
Dengan parang ditebasnya batang pisang itu, kulit batangnya yang basah dilepas dalam potongan kecil-kecil lalu dibawanya ke tempat Suing tergeletak. Sepotong di antaranya terus disuapkan ke mulut temannya.
Setengah jam lamanya Kimin berlari merunduk-runduk, menempuh kali-kali yang kering, dan sampailah dia ke kampung
terdekat. Di sebuah warung, Kimin menghabiskan seteko air dan empat buah pisang kapok. Dibelinya juga sebungkus nasi dan sekantong plastik air.
b . Dengan menggambarkan dialog para tokoh
Dialog tokoh Kimin (yang sedang digambarkan wataknya) dengan tokoh lain yaitu Suing.
Terbukti pada kutipan berikut:
"Sabar, sabar, kau masih lemah. Seraup kulit batang pisang tak kan memberimu cukup tenaga. Dan kau akan tetap demikian selama perutmu kosong. Maka dengarlah. Aku mau lari kampung mencari air dan makanan untukmu.
2 . Suing
Suing mempunyai watak tidak sabaran. Ia mengabaikan nasihat temannya Kimin. Sehingga akhirnya ia meninggal.
Hal tersebut di atas digambarkan oleh pengarang dengan cara tidak langsung atau analitik, yaitu dengan menggambarkan perbuatan atau tingkah laku tokoh.
Terbukti pada kutipan berikut:
- Tentulah singkong itu belum empuk, tetapi tangan Suing terus mengusik perapian untuk mengeluarkan isinya.
-Tiga gelintir singkong sudah dikeluarkan. Suing memukul-mukulkan sepotong kayu untuk mematikan bara pada ujung-ujung singkong bakar itu.
Selain itu melalui dialog tokoh Kimin kepada temannya Suing.
Terbukti pada kutipan berikut:
"Astaga! Suing, kau makan juga singkong surabanglus itu?"
4). Latar setting
1) . Latar tempat
a . di persil
Persil merupakan tempat dalam cerita ini, sangat perlu dimunculkan oleh pengarang, sebab persil adalah tempat yang sangat berpengaruh dalam cerita, karena hamper semua kejadian terjadi di persil.
Terbukti pada kutipan berkut:
"Kalau demikian mana yang seorang lagi?"
"Massih di tengah persil. Dia tak mampu lagi berjalan."
"Buset! Sudah lama karcis tak dijual. Tetapi mandor Dilam tetap meminta uang, dan kami diperbolehkan masuk persil.
b . Di belukar puyengan
Pengarang menceritakan saat Kimin dan Suing berhasil lolos dari kejaran polisi kehutanan dan mereka bersembunyi dalam sebuah belukar puyengan.
Terbukti pada kutipan berikut:
Kini mereka merasa aman bersembunyi dalam sebuah belukar puyengan.
Perapian masih mengepulkan asap ketika Kimin mencapai belukar puyengan itu.
c . Di kampung
Pengarang menceritakan saat Kimin berlari menuju kampung untuk mencari makanan.
Terbukti pada kutipan berikut:
Setengah jam lamanya Kimin berlari merunduk-runduk, menempuh kali-kali kecil yang kering, dan sampailah dia ke kampung terdekat.
d . Di sebuah warung
2) . Latar suasana
a . Suasana bingung
Pengarang menceritakan saat Kimin merasa kebingungan melihat keadaan Suing yang hampir saja pingsan.
Terbukti pada kutipan berikut:
- Tubuh Suing yang begitu lunglai direbahkan ke tanah. Karena bingung, Kimin hanya berdiri menatap temannya yang kini tergeletak tanpa daya.
Pengarang juga menceritakan kebingungan Kimin pada saat keadaan Suing semakin buruk.
Terbukti pada kutipan berikut:
Kimin bangkit, berjalan berputar-putar karena bingung. Dan matanya terbeliak melihat remah-remah di seputar perapian.
b . Suasana takut
Pengarang menceritakan ketakutan Kimin dan Suing pada saat mereka dikejar-kejar oleh polisi kehutanan.
Terbukti pada kutipan berikut:
Pelarian karena deraan rasa takut, sebab para pengejar itu beberapa kali melepaskan tembakan peringatan.
c . Suasana cemas
Pengarang menceritakan keadaan Suing pada saat hampir pingsan, sehingga membuat Kimin merasa cemas.
Terbukti pada kutipan berikut:
Bola mata yang pucat itu hanya bergulir perlahan.
3) . Latar waktu
Latar waktu yang diceritakan pengarang yaitu sebagai berikut:
a . Siang
Diceritakan bahwa ketika matahari berada di tengah juring langit bagian barat, Kimin berlari menuruni bukit menuju kampong untuk mencari makanan.
Terbukti pada kutipan:
- Matahari berada di tengah juring langit bagian barat…........
Kimin berlari turun. Dirinya menjadi satu- satunya tonggak yang bergerak di antara ribuan tonggak yang berbaris mati.
b . Setengah jam
Diceritakan bahwa setengah jam lamanya kimin berlari dari bukit menuju kampung terdekat.
Terbukti pada kutipan berikut;
- Setengah jam lamanya Kimin berlari merunduk-runduk, menempuh kali-kali kecil yang kering, dan sampailah dia ke kampung terdekat.
c . Hari ini
Terbukti pada kutipan berikut:
Hari ini mereka akan tetap berjaga-jaga hingga malam hari.
5). Titik pengisahan
Pada cerpen Surabanglus ini titik pengisahannya adalah sebagai pengamat maha tahu. Hal ini jelas dari cara pengarang menerangkan tindak tanduk tokoh dengan menyebutkan nama tokoh atau menyebutnya sebagai Dia. Selain itu pengarang menyebutkan dengan pasti keadaan Susana hati tokohnya, jalan pikiran, serta tingkah laku tokohnya.
6). Gaya bahasa
1) . Gaya pengarang dalam mengungkapkan seluruh cerita adalah menggunakan gaya ungkap deskripsi.
=>Bunga-bunga api kecil melentik ke udara ketika tangan Suing mengusik perapian. Tangan yang pucat dan bergerak lemah. Tengkuk dan dahi Suing berkeringat. Bukan karena terik matahari atau panasnya perapian, melainkan keringat dingin hasil pelepasan kalori terakhir sebelum seseorang jatuh pingsan.
Matahari berada di tengah juring langit bagian barat. Angin yang bertiup membawa bau tanah kering yang tersiram gerimis pertama. Dan serpih-serpih rumput serta bunga ilalang.
2) . Gaya bahasa personifikasi
=> Rahangnya bekerja rakus.
3) . Gaya repetisi
=>"Astaga! Suing, kau makan juga singkong surabanglus itu?kau makan semuanya?"
7). Amanat
- Bahwa kita sebagai manusia harus saling tolong menolong terhadap sesama terutama kepada sahabat sendiri.
- Bahwa sebagai manusia hendaklah jangan mempunyai sifat keras kepala.
- Bahwa kita sebagai manusia harus mau mendengarkan nasihat orang lain.
=>Dan ingat, wanti-wanti kau tidakboleh menjamah singkong bakar itu. MengertI?
Bahwa kita jangan menyalahgunakan wewenang yang kita dimiliki.
8). Pembuat tugas analisis cerpen surabunglus karya Ahmad tohari
- Nama Anggota Kelompok :
* Rizal Abudarahman S
* Trio Jatnika
* Dwi Jembar
- kelas : XII TKR 3
TERIMAKASIH
SELESAI